Pesan-Pesan

Rabu, 06 November 2013

Thailand Sepuluh Tahun Lalu...

 

 

Produk Unggulan Thailand: Safety Standard From Farm To Table


•April 14, 2008 • Leave a Comment
Sejak tanggal 5 September 2000 telah diadakan kampanye gerakan nasional yang mempromosikan dengan gencar bahwa Thailand telah memutuskan untuk kembali ke khitah asli sebagai negara agro industri. Arah semula yang berupaya menjadi negara industri manufaktur dianggap gagal karena tetap tidak beranjak dari status ketergantungan impor bahan baku industri bahkan jatuh kedalam krisis yang berkepanjangan. Produk pertanian seperti beras, karet, cassava, buah, sayuran, produk perikanan dan bahan pangan olahan, kembali ditetapkan sebagai produk unggulan nasional. Produk industri seperti automotive, elektronika, produk tekstil, komputer, kimia, dan sejenisnya, tidak lagi diprioritaskan dan dibiarkan sesuai mekanisme pasar. Kegiatan ini merupakan evaluasi terakhir dari kampanye “Safety standard from Farm to Table”.
Kampanye ini merupakan strategi membangun untaian rantai produk pangan bermutu tinggi yang merupakan rangkaian kegiatan dari proses produksi produk pertanian, panen, distribusi pasca panen, proses manufakturing makanan olahan, makanan siap saji, restaurant dan katering.
Target untaian rantai pangan (food chain network) saat ini tinggal satu langkah terakhir mengingat keunggulan yang sudah diraih Thailand saat ini meliputi dari titik budidaya tani (farm) sampai titik pedagang pengecer (retailer) mancanegara. Satu langkah terakhir yang ingin dikuasainya, bisnis dari pengecer ke meja makan. Thailand saat ini sudah unggul dalam produk pertanian dengan status eksportir atau produsen terbesar dunia untuk beras, gula, karet, bunga potong, bibit tanaman, palmoil, tapioka, daging unggas, buah-buahan, makanan kaleng, dan sejenisnya. Thailand juga memiliki popularitas dan volume usaha substansial untuk Thai-restaurant-chain dan Thai-aircatering (anak perusahaan Thai Airways) yang melayani 100 ribu penumpang pesawat terbang mancanegara setiap harinya. Sasaran yang dituju adalah agar meja makan setiap rumah tangga penduduk dunia memiliki kandungan Thai product dengan standard mutu yang tinggi.
Target pasar utama yang dituju terlebih dahulu adalah pasar Asia dengan penduduk 3 milyar orang dengan pendapatan per kapita yang semakin meningkat dan selera Asia yang serupa dengan Thailand, sehingga tidak perlu repot-repot melakukan modifikasi.
Pelajaran menarik dari kegiatan kampanye safety standard from Farm to Table ini diantaranya meliputi sejumlah program berikut. Program standarisasi yang terintegrasi, komprehensif yang merangkai produk dari yang paling hulu sampai produk paling hilir secara berkesinambungan dan terkoordinasi sampai detail sehingga membentuk “total food chain network”.
Pelaksanaan program yang tertata, sistematis dan tepat seperti yang direncanakan. Realisasi backward linkage dan forward linkage yang rumit dan kompleks telah berhasil dimaterialisasikan. Pemilihan program yang tepat guna (from farm to table), dengan sasaran terfokus (pasar Asia), dan sumberdaya unggulan yang dimiliki negeri ini (produk pertanian). Koordinasi antar lembaga pemerintah, antar swasta dan antara pemerintah dengan swasta dari hulu ke hilir.
Saat ini produk beras, cassava, dan perikanan Thailand dikenal dengan mutu unggul yang mampu bersaing dengan keunggulan standard kesegaran Jepang yang sudah melampaui standard negara-negara barat. Thailand akan menjaga reputasi ini dan sedang berupaya agar mutu unggulan ini dapat dipertahankan tidak saja sampai di pasar mancanegara tetapi sampai di meja makan penduduk global, dalam bentuk nasi, penganan, makanan siap saji dan siap makan dan juga di meja makan restauran mancanegara maupun meja makan di pesawat komersial mancanegara. Karena keunggulan utama agro bisnis dan agro industry Thailand diantaranya adalah tiga produk ini maka industry makanan olahan yang dijadikan sasaran meliputi produk makanan yang berbasis tiga produk ini dan praktis tanpa adanya saingan langsung yang cukup signifikan.

Perekat Bangsa Thailand

Salah satu keberhasilan sistem politik yang mempersatukan bangsa Thailand adalah membangun perekat diantara 62 juta penduduk bangsa ini, diantaranya adalah keseragaman bahasa, agama Budha, pola hidup, dan fungsi raja. Walaupun terdapat konflik di wilayah selatan, namun praktis tidak ada potensi lain yang dapat memecah persatuan diantara rakyat Thailand.
Bahasa Thailand dengan aksara cacingnya memiliki akar sansekerta dengan pengaruh China dan perkembangan bahasa lokal yang berevolusi sepanjang sejarah Thailand. Semua penduduk menggunakan bahasa yang sama dan aksara sama sehingga mampu menjadi suatu ciri khusus dan jatidiri yang mempersatu bangsa Thailand. Laos merupakan negara tetangga satu-satunya yang juga memiliki bahasa yang nyaris sama dengan Thailand.
Agama Budha yang dianut oleh sebagian besar rakyat Thailand dengan segala tuntunan hidup maupun filosofinya dihayati benar oleh penduduk dan dilaksanakan di dalam kegiatan hidup sehari-hari termasuk dalam sendi-sendi ketatanegaraan sehingga menjadi tuntunan dan perekat penting bagi bangsa dan negara ini. Tiga propinsi paling selatan yang banyak penganut Islam menjadi kaum marjinal yang merasa terpinggirkan sehingga menimbulkan friksi politik sebagai satu-satunya masalah yang potensial memecah persatuan Thailand.
Raja Bumipol Aduljadej memerintah secara bijaksana selama puluhan tahun dan sangat dicintai oleh rakyatnya bahkan dipuja bagai setengah dewa. Belum pernah sepanjang sejarah pemerintahannya terjadi oposisi terhadap kekuasaannya. Perdana Menteri boleh berganti setiap tahun, baik karena kudeta maupun tidak, namun begitu diterima dan direstui oleh raja, maka segala gejolak politik langsung teredam. Fungsi raja inilah yang membuat negeri ini jauh dari gejolak politik. Raja selalu menjadi stabilizing factor dan tidak pernah terjadi kevakuman karena keberadaannya.
Dengan perekat bahasa, agama dan raja, bangsa Thailand mampu mengatasi segala persoalan negara karena homogenitas telah mempermudah rantai komando, menyederhanakan persatuan dan kesatuan. Dengan kondisi seperti ini segala masalah seperti yang terjadi belum lama ini yaitu krisis moneter 1997 mampu dengan cepat dapat diatasi dan tidak terjadi krisis multidemensi seperti di Indonesia. Faktor lain yang menjadi pendorong penting bagi kesatuan dan persatuan bangsa dan stabilitas nasional adalah kesadaran pihak militer untuk kembali ke barak dan tidak ikut campur lagi dengan urusan politik praktis seperti sebelum dasawarsa 1990an dimana dalam setahun bisa terjadi beberapa kali kudeta. Dengan faktor perekat tersebut stabilitas politik dapat dipertahankan dan target-target ekonomi dapat dicapai sehingga pertumbuhan kesejahteraan penduduk dapat terus di pertahankan.

Keunggulan Faktor Input Pertanian

Keunggulan produk pertanian Thailand bukan hasil dari upaya semalam seperti hikayat Bandung Bondowoso atau Sangkuriang, tetapi hasil perjuangan yang menyeluruh dari para tokoh dan rakyat Thailand selama ratusan tahun. Banyak faktor yang mempengaruhi cerita sukses Thailand, namun bila dikaji dari sisi input sejumlah faktor berikut memberikan kontribusi yang signifikan.

Sistem pemilikan tanah pemicu keunggulan Thailand

Negeri gajah putih ini memiliki tanah hanya sebesar pulau Sumatera, itupun tidak semuanya subur. Lahan pertanian yang menghasilkan padi mutu tinggi dengan tingkat kesuburan memadai hanya wilayah disekitar ibukota Bangkok. Lahan ini juga dialiri oleh banyak kanal dan irigasi teknis. Lahan sisanya hanya tanah berkapur dan bercadas yang kurang subur, namun mampu menghasilkan karet dan cassava terbesar di dunia. Bangsa yang ulet ditempa kerasnya alam ini justru sukses melakukan budidaya pertanian yang pada gilirannya meneruskan cerita sukses kepada sektor industri yang mengolah hasil pertanian.
Lahan pertanian yang terbatas ini dikelola dengan baik oleh sistem kepemilikan tanah dan pemanfaatan yang efisien. Hampir seluruh lahan pertanian Thailand berukuran besar sebagai unit produksi yang memenuhi skala ekonomi. Apabila dilihat dari dalam pesawat udara yang akan mendarat akan terlihat hamparan lahan pertanian yang luas dengan batas-batas kasat mata dan praktis rata tanpa perbukitan. Sistem kepemilikan tanah, lahan yang rata dan hak waris menciptakan lahan luas sehingga efisien dalam mekanisasi pertanian yang pada gilirannya meningkatkan produktivitas lahan. Hak waris dilaksanakan dengan pembagian saham dan dikelola oleh salah satu anggota keluarga dengan digaji dan labanya dibagikan sebagai dividen para ahli waris. Bandingkan dengan Indonesia yang lahannya rata-rata 0,2 hektar dengan petak pematang sempit dan terasering seperti anak tangga. Lahan dengan geografi seperti Indonesia sedap dipandang mata namun hampir tidak mungkin dikelola dengan mekanisasi pertanian yang efisien. Lahan luas dan rata seperti di Thailand memungkinkan traktor pengolah tanah, mesin penyemai bibit, mesin penebar pupuk dan mesin pemetik hasil tanaman, dapat bekerja dengan efisien.

Air sebagai sumber kehidupan

Salah satu kepercayaan agama Budha yang banyak diterapkan rakyat Thailand adalah bahwa air merupakan sumber kehidupan manusia. Apabila manusia menginginkan hidup yang sehat dan sejahtera maka peliharalah sumber air. Pemahaman ini dihayati benar dan dilaksanakan oleh seluruh lapisan masyarakat. Sehingga ada anggapan bahwa apabila ada sampah atau kotoran lain di sungai, danau atau laut, maka akan dituding sebagai perbuatan para turis yang memang banyak di Thailand, suatu indikator sukses lainnya di bidang pariwisata. Air benar-benar merasuki setiap penduduk Thailand, tiada bangunan tanpa hiasan air mancur, kolam ikan atau air hiasan lainnya, tiada rumah tanpa suara kricik-kricik air. Hari raya tahun baru Thailand, Songkran, dimeriahkan setiap tahun oleh meriahnya pesta air berupa perang siram siraman air di jalan yang sangat digemari para turis. Setahun sekali dirayakan pula ritual penebusan dosa kepada sumber air dengan melabuh lampion di malam hari di sungai, laut, danau. Masyarakat tetap merasa bersalah telah mengotori sumber air secara tidak sengaja, meskipun telah berupaya keras menjaganya, sehingga merasa perlu untuk menebus dosa.
Dengan kepercayaan seperti mendewakan air dimanapun komunitas Thailand berada, tidak mengherankan apabila ketersediaan air untuk keperluan pertanian hampir tanpa masalah kekeringan, kebanjiran, polusi, intrusi air laut, tercemar bahan racun dan sejenisnya. Apabila hal itupun terjadi maka yang dipersalahkan adalah turis, perusahaan asing, bencana alam El Nino dan sejenisnya. Sumber air yang tidak ada habisnya datang dari dua sungai besar, Mekong di utara dan Chaopraya di selatan, dialirkan ke sistem kanal dan irigasi di sekeliling lahan pertanian. Kota Bangkok yang pada sejumlah tempat lebih rendah dari permukaan laut dilindungi dari banjir oleh 200 sistem pompa raksasa dan banjir kanal sekaligus bersinergi dengan irigasi lahan padi sehingga meningkatkan efisiensi pemanfaatan air yang pada gilirannya meningkatkan produktivitas lahan pertanian.

Semua bibit unggul

Teknologi budidaya tanaman dikuasai bangsa ini sejak lama. Tidak kurang dari program raja, program pemerintah, program universitas, dan program swasta melakukan sinergi maupun berusaha sendiri-sendiri memproduksi bibit unggul. Agro bisnis dan agro industri telah menciptakan iklim usaha yang kondusif dan menciptakan insentif bagi para pelaku produsen bibit unggul sehingga berlomba-lomba melakukan riset untuk memproduksi bibit yang lebih produktif dan efisien. Sektor pertanianpun mampu menyerap bibit unggul yang dihasilkan dan menciptakan sinergi yang saling menguntungkan bersama dengan para pelaku agro bisnis lainnya.
Kebijakan budidaya tanaman pertanian Thailand pada umumnya memfokuskan hanya kepada sedikit jenis spesies bibit unggul. Apabila sudah didapat bibit unggul yang diinginkan, maka spesies lain tidak diperkenankan untuk ditanam sehingga hampir selalu terjadi monokultur tanaman jenis tertentu. Misalnya padi dibatasi hanya 3 spesies, durian 2 spesies, asem jawa manis hanya 1 spesies, sedangkan spesies lain yang tidak diharapkan tidak boleh ditanam dan hanya boleh hidup di kebun-kebun percobaan atau menjadi koleksi lembaga riset. Pola monokultur ini memberikan keseragaman output, memudahkan penanganan pasca panen, meningkatkan daya saing ekspor dan mengendalikan penyakit tanaman.

Pasar jasa pertanian yang saling menghidupi

Kalau kita bepergian dengan mobil kearah pinggiran kota Bangkok, segera saja akan terlihat banyaknya mesin-mesin olah pertanian yang di parkir menanti penyewa di perusahaan rental peralatan mekanisasi pertanian. Perusahaan rental ini banyak berlokasi di pinggir jalan-jalan utama di batas kota Bangkok dengan daerah pedesaan. Pemandangan ini akan lebih ramai lagi apabila masa-masa sibuk seperti musim tanam, musim olah tanah, atau musim panen sudah lewat.
Lahan pertanian luas setiap unitnya dan geografis tanah Thailand yang rata memerlukan berbagai jenis peralatan mekanisasi pertanian, dari traktor pengolah tanah, bulldozer, backhoe, pembuat parit, pompa irigasi, penebar pupuk dan banyak lainnya. Produsen mesin pertanian asal Amerika, Eropa, Jepang terwakili menyemarakkan pasar rental Thailand. Struktur harga sektor pertanian dirasa pas untuk para pelaku dan mampu saling menghidupi. Petani cukup hidup layak dengan harga jual produk pertanian di pasar lokal dan mampu membeli barang-barang input seperti pupuk, obat-obatan, air, bibit unggul, sewa mesin pertanian dan lainnya. Demikian juga para pemilik tanah maupun produk-produk input dapat hidup layak pula. Pasar rental menghadapi iklim kondusif berupa tingkat permintaan yang tinggi dari para petani untuk menyewa peralatan. Indikator penting adalah tetap kompetitifnya harga jual ekspor untuk seluruh produk pertanian Thailand, yang berarti masih ada margin cukup bagi para eksportir yang membeli produk pertanian dari para petani. Secara ringkas berarti ekonomi Thailand berlangsung secara efisien dan dalam koridor mekanisme pasar.

Pupuk NPK lokal dengan bahan impor

Suatu ironi pada negeri gajah putih ini, dimana pada satu sisi merupakan negeri pertanian unggulan namun pada sisi lain sangat tergantung pada pupuk impor terutama urea dan ammonium nitrat. Pupuk impor kemudian diblending dengan bahan pupuk lokal Kalium menjadi pupuk NPK untuk kemudian dimonopoli oleh BUMN dan didistribusikan secara nasional. Dengan cara ini Thailand mendapatkan bahan baku pupuk secara efisien (tender internasional) dan mengamankan pupuk nasional dari sisi harga, mutu maupun jumlahnya. Sejauh ini kebijakan pupuk Thailand cukup efektif diserap petani, digunakan sesuai dengan target lahan dan digunakan sebagai alat ukur atau memproyeksikan hasil panen.
Pupuk NPK tidak diperkenankan untuk diekspor maupun diimpor untuk menjaga kualitas yang seragam dan mengamankan ketersediaannya pada tingkat petani terutama pada setiap musim tanam. Berbeda dengan dunia pupuk kita yang dimana pupuk bersubsidi tidak sampai ke petani tanaman pangan tapi ke perkebunan kelapa sawit atau diekspor sehingga petani menanam tanpa pupuk atau kurang dari jumlah standard sehingga proyeksi output padi dan tanaman pangan lainnya menjadi bias ditambah carut marut beras impor baik legal maupun selundupan.
Etos Kerja, lembur dengan amfitamin:
Petani dan pekerja Thailand dikenal memiliki etos kerja yang tangguh mampu bekerja lebih lama dengan produktivitas sama dan tekun dalam melakukan pekerjaan. Bahkan untuk mengejar pendapatan yang lebih banyak, mereka terkadang memaksakan diri dengan mengkonsumsi amfitamin yang dampaknya membuat orang tahan kantuk dan lupa kelelahan. Apabila didunia lain orang mengkonsumsi untuk tripping semalam suntuk di diskotik dengan house music yang monoton sampai pagi, di Thailand orang menggunakannya untuk bekerja lembur. Hal yang ingin diungkapkan disini bukan perilaku narkoba tetapi lebih karena perilaku kerja keras petani maupun buruh industri, nelayan, pekerja kasar proyek infrastruktur. Dampak negatif banyak terjadi selepas kerja pada saat mereka dalam perjalanan pulang kerumah. Kelelahan yang diulur dengan obat-obatan mencapai puncak kumulatif ketika mereka di jalan sehingga kurang peka terhadap bahaya lalulintas.

Keunggulan Keterkaitan Hulu-Hilir Industri Agro

Sukses Thailand di sektor pertanian masih diperpanjang dengan kondisi harmonis antara pasar pertanian dan pasar industri. Kedua sektor dapat saling menghidupi menciptakan sinergi sehingga keduanya mampu mencapai tingkat kinerja bahkan daya saing yang memadai baik di pasar dalam negeri maupun internasional. Faktor utama yang memberikan kontribusi penting diantaranya aspek distribusi dengan keberadaan pasar agro bisnis yang meliputi mekanisme yang saling menunjang diantara pasar induk, pasar regional, pasar kontrak, pasar lelang, yang bekerja sesuai mekanisme pasar.
Pasar induk Thailand didisain untuk memberikan keleluasaan sepenuhnya bagi para pelaku sektor agro bisnis terutama petani produsen buah, sayur, ternak, ikan dan udang budidaya. Di tempat yang luas ini petani mempunyai banyak pilihan, apakah mau menjual sendiri hasil kebunnya, maka tersedia tempat yang diinginkan. Umumnya petani jenis ini membawa truk atau pickupnya dan menjajakan barang dagangannya ditempat parkir yang disediakan. Apabila petani ingin menjual secara berkelompok, maka tersedia tempat untuk kelompok tani. Apabila petani ingin menjual kepada eksportir juga tersedia tempat bernegosiasi. Pilihan petani tentunya memiliki kondisi yang berbeda-beda tergantung pilihan yang paling menarik bagi setiap individu petani yang bersangkutan, yang menyangkut kuantitas, kualitas, delivery dan persyaratan lain.
Pasar regional sesungguhnya juga pasar induk namun pada tingkat propinsi atau mencakup wilayah beberapa propinsi. Perbedaan pasar induk tingkat nasional dibandingkan tingkat propinsi dibedakan oleh lokasi, produk yang diperdagangkan dan volume transaksi pada pasar tersebut. Pasar regional juga tidak buka setiap hari seperti pasar induk.
Pasar lelang merupakan tempat pertemuan antara penjual dan pembeli produk tertentu dan hari tertentu selama periode panen tertentu. Umumnya hanya berupa tanah lapang luas atau pelataran semen luas untuk tempat parkir para pembeli dan penjual yang umumnya datang dengan truk. Kantor pasar lelang juga hanya buka pada saat lelang berlangsung. Pasar ini juga memiliki jadwal tetap kapan buka dalam periode setahun dan umumnya mencatat harga transaksi dan volume transaksi untuk dilaporkan ke tingkat pusat.
Pasar kontrak merupakan pasar virtual karena tidak memiliki tempat tertentu, namun para petani dapat melakukan kontrak penjualan dengan industri pengolah pertanian. Misalnya petani cabe bisa melakukan kontrak dengan perusahaan produsen sambel botolan, atau pabrik mi instant dan pabrik lainnya yang membutuhkan cabe dalam jumlah banyak. Untuk menjaga agar perusahaan tidak bertindak sepihak sehingga merugikan petani yang lemah posisi tawarnya, maka pemerintah mewajibkan agar kontrak tersebut di tandatangani tiga pihak yaitu penjual pembeli dan seorang saksi pejabat pemerintah. Apabila salah satu pihak penjual atau pembeli merasa dirugikan, maka pemerintah dapat menjadi penengah.
Pasar berjangka juga disediakan pemerintah sebagai sarana penjual, pembeli, dan pedagang untuk mengamankan kepentingannya secara legal. Seperti juga terdapat di Indonesia, pasar berjangka merupakan sarana yang disediakan pemerintah untuk melakukan transaksi bagi para pihak dengan penyerahan barang dikemudian hari namun disebutkan tanggal yang jelas sesuai dengan kesepakatan, kualitas standard dan harga yang mengacu kepada pergerakan harga internasional. Dengan sarana ini para pihak terkait dapat melakukan lindung nilai (hedging) dari transaksinya dimasa depan terhadap risiko gejolak harga yang sukar dideteksi oleh instrumen pasar lainnya. Petani produk pertanian akan terlindungi dari jatuhnya harga jual yang sangat rendah akibat panen yang over supply dan pembeli juga akan terlindungi dari meroketnya harga akibat gagal panen atau gejolak lainnya. Dengan mekanisme ini pihak penjual dan pembeli menghadapi kepastian harga yang predictable dan wajar sehingga menciptakan pasar yang kondusif bagi para pelakunya.
Dengan adanya pasar berjangka, pasar kontrak, pasar lelang, pasar induk, pasar regional, maka suplly chain management nasional berlangsung secara efisien dan melindungi semua pelaku di pasar.

Pasca Panen, tidak membawa sampah ke kota

Satu lagi keunggulan sistem supply chain management nasional Thailand di sektor agro bisnis maupun industri agro adalah prinsip yang sangat sederhana namun sangat efektif dengan prinsip distribusi yang “tidak membawa sampah” dari lahan pertanian ke kota, sepanjang rantai distribusi, apalagi untuk keperluan ekspor. Jadi setiap pergerakan distribusi produk pertanian selalu hanya membawa produk yang lulus kualitas, keseragaman, kebersihan. Implementasi dari prinsip ini sederhana saja. Para pedagang yang akan membeli misalnya buah jeruk dari petani tertentu, akan menyediakan kemasan dari karton yang sudah lengkap dengan label dan informasi lain tentang isinya, termasuk sekat-sekat dari kotak karton tersebut yang secara otomatis merupakan ukuran buah jeruk yang dapat diterima oleh pedagang jeruk yang bersangkutan. Dengan adanya sekat untuk setiap butir jeruk, maka hanya jeruk yang memenuhi syarat kualitas, ukuran yang seragam dan kebersihan, yang boleh dimasukkan kedalam kotak karton tersebut. Jeruk lainnya ditolak oleh pedagang dan dipasarkan lokal oleh petani tersebut. Dengan cara ini distribusi berjalan sangat efisien, hanya jeruk yang bisa jadi duit saja yang masuk kota besar bahkan dapat langsung diekspor, sedangkan yang apkir dan potensial menjadi sampah dikota, tidak ikut terbawa dan dimanfaatkan dikonsumsi didesa ataupun menjadi pupuk organik. ™

( Ditulis : 11 September 2000 )

http://trimardjoko.wordpress.com/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar