Produk Unggulan Thailand: Safety Standard From Farm To Table
•April 14, 2008 • Leave a Comment
Sejak tanggal 5 September 2000
telah diadakan kampanye gerakan nasional yang mempromosikan dengan
gencar bahwa Thailand telah memutuskan untuk kembali ke khitah asli
sebagai negara agro industri. Arah semula yang berupaya menjadi negara
industri manufaktur dianggap gagal karena tetap tidak beranjak dari
status ketergantungan impor bahan baku industri bahkan jatuh kedalam
krisis yang berkepanjangan. Produk pertanian seperti beras, karet,
cassava, buah, sayuran, produk perikanan dan bahan pangan olahan,
kembali ditetapkan sebagai produk unggulan nasional. Produk industri
seperti automotive, elektronika, produk tekstil, komputer, kimia, dan
sejenisnya, tidak lagi diprioritaskan dan dibiarkan sesuai mekanisme
pasar. Kegiatan ini merupakan evaluasi terakhir dari kampanye “Safety
standard from Farm to Table”.
Kampanye ini merupakan strategi membangun
untaian rantai produk pangan bermutu tinggi yang merupakan rangkaian
kegiatan dari proses produksi produk pertanian, panen, distribusi pasca
panen, proses manufakturing makanan olahan, makanan siap saji,
restaurant dan katering.
Target untaian rantai pangan (food chain
network) saat ini tinggal satu langkah terakhir mengingat keunggulan
yang sudah diraih Thailand saat ini meliputi dari titik budidaya tani
(farm) sampai titik pedagang pengecer (retailer) mancanegara. Satu
langkah terakhir yang ingin dikuasainya, bisnis dari pengecer ke meja
makan. Thailand saat ini sudah unggul dalam produk pertanian dengan
status eksportir atau produsen terbesar dunia untuk beras, gula, karet,
bunga potong, bibit tanaman, palmoil, tapioka, daging unggas,
buah-buahan, makanan kaleng, dan sejenisnya. Thailand juga memiliki
popularitas dan volume usaha substansial untuk Thai-restaurant-chain dan
Thai-aircatering (anak perusahaan Thai Airways) yang melayani 100 ribu
penumpang pesawat terbang mancanegara setiap harinya. Sasaran yang
dituju adalah agar meja makan setiap rumah tangga penduduk dunia
memiliki kandungan Thai product dengan standard mutu yang tinggi.
Target pasar utama yang dituju terlebih
dahulu adalah pasar Asia dengan penduduk 3 milyar orang dengan
pendapatan per kapita yang semakin meningkat dan selera Asia yang serupa
dengan Thailand, sehingga tidak perlu repot-repot melakukan modifikasi.
Pelajaran menarik dari kegiatan kampanye
safety standard from Farm to Table ini diantaranya meliputi sejumlah
program berikut. Program standarisasi yang terintegrasi, komprehensif
yang merangkai produk dari yang paling hulu sampai produk paling hilir
secara berkesinambungan dan terkoordinasi sampai detail sehingga
membentuk “total food chain network”.
Pelaksanaan program yang tertata,
sistematis dan tepat seperti yang direncanakan. Realisasi backward
linkage dan forward linkage yang rumit dan kompleks telah berhasil
dimaterialisasikan. Pemilihan program yang tepat guna (from farm to
table), dengan sasaran terfokus (pasar Asia), dan sumberdaya unggulan
yang dimiliki negeri ini (produk pertanian). Koordinasi antar lembaga
pemerintah, antar swasta dan antara pemerintah dengan swasta dari hulu
ke hilir.
Saat ini produk beras, cassava, dan
perikanan Thailand dikenal dengan mutu unggul yang mampu bersaing dengan
keunggulan standard kesegaran Jepang yang sudah melampaui standard
negara-negara barat. Thailand akan menjaga reputasi ini dan sedang
berupaya agar mutu unggulan ini dapat dipertahankan tidak saja sampai di
pasar mancanegara tetapi sampai di meja makan penduduk global, dalam
bentuk nasi, penganan, makanan siap saji dan siap makan dan juga di meja
makan restauran mancanegara maupun meja makan di pesawat komersial
mancanegara. Karena keunggulan utama agro bisnis dan agro industry
Thailand diantaranya adalah tiga produk ini maka industry makanan olahan
yang dijadikan sasaran meliputi produk makanan yang berbasis tiga
produk ini dan praktis tanpa adanya saingan langsung yang cukup
signifikan.
Perekat Bangsa Thailand
Salah satu keberhasilan sistem politik
yang mempersatukan bangsa Thailand adalah membangun perekat diantara 62
juta penduduk bangsa ini, diantaranya adalah keseragaman bahasa,
agama Budha, pola hidup, dan fungsi raja. Walaupun terdapat konflik di
wilayah selatan, namun praktis tidak ada potensi lain yang dapat
memecah persatuan diantara rakyat Thailand.
Bahasa Thailand dengan aksara cacingnya
memiliki akar sansekerta dengan pengaruh China dan perkembangan bahasa
lokal yang berevolusi sepanjang sejarah Thailand. Semua penduduk
menggunakan bahasa yang sama dan aksara sama sehingga mampu menjadi
suatu ciri khusus dan jatidiri yang mempersatu bangsa Thailand. Laos
merupakan negara tetangga satu-satunya yang juga memiliki bahasa yang
nyaris sama dengan Thailand.
Agama Budha yang dianut oleh sebagian
besar rakyat Thailand dengan segala tuntunan hidup maupun filosofinya
dihayati benar oleh penduduk dan dilaksanakan di dalam kegiatan hidup
sehari-hari termasuk dalam sendi-sendi ketatanegaraan sehingga menjadi
tuntunan dan perekat penting bagi bangsa dan negara ini. Tiga propinsi
paling selatan yang banyak penganut Islam menjadi kaum marjinal yang
merasa terpinggirkan sehingga menimbulkan friksi politik sebagai
satu-satunya masalah yang potensial memecah persatuan Thailand.
Raja Bumipol Aduljadej memerintah secara
bijaksana selama puluhan tahun dan sangat dicintai oleh rakyatnya bahkan
dipuja bagai setengah dewa. Belum pernah sepanjang sejarah
pemerintahannya terjadi oposisi terhadap kekuasaannya. Perdana Menteri
boleh berganti setiap tahun, baik karena kudeta maupun tidak, namun
begitu diterima dan direstui oleh raja, maka segala gejolak politik
langsung teredam. Fungsi raja inilah yang membuat negeri ini jauh dari
gejolak politik. Raja selalu menjadi stabilizing factor dan tidak
pernah terjadi kevakuman karena keberadaannya.
Dengan perekat bahasa, agama dan raja,
bangsa Thailand mampu mengatasi segala persoalan negara karena
homogenitas telah mempermudah rantai komando, menyederhanakan persatuan
dan kesatuan. Dengan kondisi seperti ini segala masalah seperti yang
terjadi belum lama ini yaitu krisis moneter 1997 mampu dengan cepat
dapat diatasi dan tidak terjadi krisis multidemensi seperti di
Indonesia. Faktor lain yang menjadi pendorong penting bagi kesatuan
dan persatuan bangsa dan stabilitas nasional adalah kesadaran pihak
militer untuk kembali ke barak dan tidak ikut campur lagi dengan urusan
politik praktis seperti sebelum dasawarsa 1990an dimana dalam
setahun bisa terjadi beberapa kali kudeta. Dengan faktor perekat
tersebut stabilitas politik dapat dipertahankan dan target-target
ekonomi dapat dicapai sehingga pertumbuhan kesejahteraan penduduk
dapat terus di pertahankan.
Keunggulan Faktor Input Pertanian
Keunggulan produk pertanian Thailand
bukan hasil dari upaya semalam seperti hikayat Bandung Bondowoso atau
Sangkuriang, tetapi hasil perjuangan yang menyeluruh dari para tokoh
dan rakyat Thailand selama ratusan tahun. Banyak faktor yang
mempengaruhi cerita sukses Thailand, namun bila dikaji dari sisi input
sejumlah faktor berikut memberikan kontribusi yang signifikan.
Sistem pemilikan tanah pemicu keunggulan Thailand
Negeri gajah putih ini memiliki tanah
hanya sebesar pulau Sumatera, itupun tidak semuanya subur. Lahan
pertanian yang menghasilkan padi mutu tinggi dengan tingkat kesuburan
memadai hanya wilayah disekitar ibukota Bangkok. Lahan ini juga dialiri
oleh banyak kanal dan irigasi teknis. Lahan sisanya hanya tanah berkapur
dan bercadas yang kurang subur, namun mampu menghasilkan karet dan
cassava terbesar di dunia. Bangsa yang ulet ditempa kerasnya alam
ini justru sukses melakukan budidaya pertanian yang pada gilirannya
meneruskan cerita sukses kepada sektor industri yang mengolah hasil
pertanian.
Lahan pertanian yang terbatas ini
dikelola dengan baik oleh sistem kepemilikan tanah dan pemanfaatan
yang efisien. Hampir seluruh lahan pertanian Thailand berukuran besar
sebagai unit produksi yang memenuhi skala ekonomi. Apabila dilihat
dari dalam pesawat udara yang akan mendarat akan terlihat hamparan
lahan pertanian yang luas dengan batas-batas kasat mata dan praktis rata
tanpa perbukitan. Sistem kepemilikan tanah, lahan yang rata dan hak
waris menciptakan lahan luas sehingga efisien dalam mekanisasi pertanian
yang pada gilirannya meningkatkan produktivitas lahan. Hak waris
dilaksanakan dengan pembagian saham dan dikelola oleh salah satu
anggota keluarga dengan digaji dan labanya dibagikan sebagai dividen
para ahli waris. Bandingkan dengan Indonesia yang lahannya rata-rata 0,2
hektar dengan petak pematang sempit dan terasering seperti anak tangga.
Lahan dengan geografi seperti Indonesia sedap dipandang mata namun
hampir tidak mungkin dikelola dengan mekanisasi pertanian yang efisien.
Lahan luas dan rata seperti di Thailand memungkinkan traktor pengolah
tanah, mesin penyemai bibit, mesin penebar pupuk dan mesin pemetik hasil
tanaman, dapat bekerja dengan efisien.
Air sebagai sumber kehidupan
Salah satu kepercayaan agama Budha yang
banyak diterapkan rakyat Thailand adalah bahwa air merupakan sumber
kehidupan manusia. Apabila manusia menginginkan hidup yang sehat dan
sejahtera maka peliharalah sumber air. Pemahaman ini dihayati benar dan
dilaksanakan oleh seluruh lapisan masyarakat. Sehingga ada anggapan
bahwa apabila ada sampah atau kotoran lain di sungai, danau atau laut,
maka akan dituding sebagai perbuatan para turis yang memang banyak di
Thailand, suatu indikator sukses lainnya di bidang pariwisata. Air
benar-benar merasuki setiap penduduk Thailand, tiada bangunan tanpa
hiasan air mancur, kolam ikan atau air hiasan lainnya, tiada rumah tanpa
suara kricik-kricik air. Hari raya tahun baru Thailand, Songkran,
dimeriahkan setiap tahun oleh meriahnya pesta air berupa perang siram
siraman air di jalan yang sangat digemari para turis. Setahun sekali
dirayakan pula ritual penebusan dosa kepada sumber air dengan melabuh
lampion di malam hari di sungai, laut, danau. Masyarakat tetap merasa
bersalah telah mengotori sumber air secara tidak sengaja, meskipun
telah berupaya keras menjaganya, sehingga merasa perlu untuk menebus
dosa.
Dengan kepercayaan seperti mendewakan
air dimanapun komunitas Thailand berada, tidak mengherankan apabila
ketersediaan air untuk keperluan pertanian hampir tanpa masalah
kekeringan, kebanjiran, polusi, intrusi air laut, tercemar bahan racun
dan sejenisnya. Apabila hal itupun terjadi maka yang dipersalahkan
adalah turis, perusahaan asing, bencana alam El Nino dan sejenisnya.
Sumber air yang tidak ada habisnya datang dari dua sungai besar, Mekong
di utara dan Chaopraya di selatan, dialirkan ke sistem kanal dan
irigasi di sekeliling lahan pertanian. Kota Bangkok yang pada sejumlah
tempat lebih rendah dari permukaan laut dilindungi dari banjir oleh 200
sistem pompa raksasa dan banjir kanal sekaligus bersinergi dengan
irigasi lahan padi sehingga meningkatkan efisiensi pemanfaatan air yang
pada gilirannya meningkatkan produktivitas lahan pertanian.
Semua bibit unggul
Teknologi budidaya tanaman dikuasai
bangsa ini sejak lama. Tidak kurang dari program raja, program
pemerintah, program universitas, dan program swasta melakukan sinergi
maupun berusaha sendiri-sendiri memproduksi bibit unggul. Agro bisnis
dan agro industri telah menciptakan iklim usaha yang kondusif dan
menciptakan insentif bagi para pelaku produsen bibit unggul sehingga
berlomba-lomba melakukan riset untuk memproduksi bibit yang lebih
produktif dan efisien. Sektor pertanianpun mampu menyerap bibit unggul
yang dihasilkan dan menciptakan sinergi yang saling menguntungkan
bersama dengan para pelaku agro bisnis lainnya.
Kebijakan budidaya tanaman pertanian
Thailand pada umumnya memfokuskan hanya kepada sedikit jenis spesies
bibit unggul. Apabila sudah didapat bibit unggul yang diinginkan, maka
spesies lain tidak diperkenankan untuk ditanam sehingga hampir selalu
terjadi monokultur tanaman jenis tertentu. Misalnya padi dibatasi hanya
3 spesies, durian 2 spesies, asem jawa manis hanya 1 spesies,
sedangkan spesies lain yang tidak diharapkan tidak boleh ditanam dan
hanya boleh hidup di kebun-kebun percobaan atau menjadi koleksi lembaga
riset. Pola monokultur ini memberikan keseragaman output, memudahkan
penanganan pasca panen, meningkatkan daya saing ekspor dan mengendalikan
penyakit tanaman.
Pasar jasa pertanian yang saling menghidupi
Kalau kita bepergian dengan mobil kearah
pinggiran kota Bangkok, segera saja akan terlihat banyaknya mesin-mesin
olah pertanian yang di parkir menanti penyewa di perusahaan rental
peralatan mekanisasi pertanian. Perusahaan rental ini banyak berlokasi
di pinggir jalan-jalan utama di batas kota Bangkok dengan daerah
pedesaan. Pemandangan ini akan lebih ramai lagi apabila masa-masa sibuk
seperti musim tanam, musim olah tanah, atau musim panen sudah
lewat.
Lahan pertanian luas setiap unitnya dan
geografis tanah Thailand yang rata memerlukan berbagai jenis peralatan
mekanisasi pertanian, dari traktor pengolah tanah, bulldozer, backhoe,
pembuat parit, pompa irigasi, penebar pupuk dan banyak lainnya.
Produsen mesin pertanian asal Amerika, Eropa, Jepang terwakili
menyemarakkan pasar rental Thailand. Struktur harga sektor pertanian
dirasa pas untuk para pelaku dan mampu saling menghidupi. Petani cukup
hidup layak dengan harga jual produk pertanian di pasar lokal dan mampu
membeli barang-barang input seperti pupuk, obat-obatan, air, bibit
unggul, sewa mesin pertanian dan lainnya. Demikian juga para pemilik
tanah maupun produk-produk input dapat hidup layak pula. Pasar rental
menghadapi iklim kondusif berupa tingkat permintaan yang tinggi dari
para petani untuk menyewa peralatan. Indikator penting adalah tetap
kompetitifnya harga jual ekspor untuk seluruh produk pertanian Thailand,
yang berarti masih ada margin cukup bagi para eksportir yang membeli
produk pertanian dari para petani. Secara ringkas berarti ekonomi
Thailand berlangsung secara efisien dan dalam koridor mekanisme pasar.
Pupuk NPK lokal dengan bahan impor
Suatu ironi pada negeri gajah putih ini,
dimana pada satu sisi merupakan negeri pertanian unggulan namun pada
sisi lain sangat tergantung pada pupuk impor terutama urea dan ammonium
nitrat. Pupuk impor kemudian diblending dengan bahan pupuk lokal
Kalium menjadi pupuk NPK untuk kemudian dimonopoli oleh BUMN dan
didistribusikan secara nasional. Dengan cara ini Thailand mendapatkan
bahan baku pupuk secara efisien (tender internasional) dan mengamankan
pupuk nasional dari sisi harga, mutu maupun jumlahnya. Sejauh ini
kebijakan pupuk Thailand cukup efektif diserap petani, digunakan sesuai
dengan target lahan dan digunakan sebagai alat ukur atau
memproyeksikan hasil panen.
Pupuk NPK tidak diperkenankan untuk
diekspor maupun diimpor untuk menjaga kualitas yang seragam dan
mengamankan ketersediaannya pada tingkat petani terutama pada setiap
musim tanam. Berbeda dengan dunia pupuk kita yang dimana pupuk
bersubsidi tidak sampai ke petani tanaman pangan tapi ke perkebunan
kelapa sawit atau diekspor sehingga petani menanam tanpa pupuk atau
kurang dari jumlah standard sehingga proyeksi output padi dan tanaman
pangan lainnya menjadi bias ditambah carut marut beras impor baik legal
maupun selundupan.
Etos Kerja, lembur dengan amfitamin:
Petani dan pekerja Thailand dikenal
memiliki etos kerja yang tangguh mampu bekerja lebih lama dengan
produktivitas sama dan tekun dalam melakukan pekerjaan. Bahkan untuk
mengejar pendapatan yang lebih banyak, mereka terkadang memaksakan diri
dengan mengkonsumsi amfitamin yang dampaknya membuat orang tahan kantuk
dan lupa kelelahan. Apabila didunia lain orang mengkonsumsi untuk
tripping semalam suntuk di diskotik dengan house music yang monoton
sampai pagi, di Thailand orang menggunakannya untuk bekerja lembur. Hal
yang ingin diungkapkan disini bukan perilaku narkoba tetapi lebih
karena perilaku kerja keras petani maupun buruh industri, nelayan,
pekerja kasar proyek infrastruktur. Dampak negatif banyak terjadi
selepas kerja pada saat mereka dalam perjalanan pulang kerumah.
Kelelahan yang diulur dengan obat-obatan mencapai puncak kumulatif
ketika mereka di jalan sehingga kurang peka terhadap bahaya lalulintas.
Keunggulan Keterkaitan Hulu-Hilir Industri Agro
Sukses Thailand di sektor pertanian
masih diperpanjang dengan kondisi harmonis antara pasar pertanian dan
pasar industri. Kedua sektor dapat saling menghidupi menciptakan
sinergi sehingga keduanya mampu mencapai tingkat kinerja bahkan daya
saing yang memadai baik di pasar dalam negeri maupun internasional.
Faktor utama yang memberikan kontribusi penting diantaranya aspek
distribusi dengan keberadaan pasar agro bisnis yang meliputi
mekanisme yang saling menunjang diantara pasar induk, pasar regional,
pasar kontrak, pasar lelang, yang bekerja sesuai mekanisme pasar.
Pasar induk Thailand didisain untuk
memberikan keleluasaan sepenuhnya bagi para pelaku sektor agro bisnis
terutama petani produsen buah, sayur, ternak, ikan dan udang budidaya.
Di tempat yang luas ini petani mempunyai banyak pilihan, apakah mau
menjual sendiri hasil kebunnya, maka tersedia tempat yang diinginkan.
Umumnya petani jenis ini membawa truk atau pickupnya dan menjajakan
barang dagangannya ditempat parkir yang disediakan. Apabila petani
ingin menjual secara berkelompok, maka tersedia tempat untuk kelompok
tani. Apabila petani ingin menjual kepada eksportir juga tersedia tempat
bernegosiasi. Pilihan petani tentunya memiliki kondisi yang
berbeda-beda tergantung pilihan yang paling menarik bagi setiap
individu petani yang bersangkutan, yang menyangkut kuantitas, kualitas,
delivery dan persyaratan lain.
Pasar regional sesungguhnya juga pasar
induk namun pada tingkat propinsi atau mencakup wilayah beberapa
propinsi. Perbedaan pasar induk tingkat nasional dibandingkan tingkat
propinsi dibedakan oleh lokasi, produk yang diperdagangkan dan volume
transaksi pada pasar tersebut. Pasar regional juga tidak buka setiap
hari seperti pasar induk.
Pasar lelang merupakan tempat pertemuan
antara penjual dan pembeli produk tertentu dan hari tertentu selama
periode panen tertentu. Umumnya hanya berupa tanah lapang luas atau
pelataran semen luas untuk tempat parkir para pembeli dan penjual yang
umumnya datang dengan truk. Kantor pasar lelang juga hanya buka pada
saat lelang berlangsung. Pasar ini juga memiliki jadwal tetap kapan buka
dalam periode setahun dan umumnya mencatat harga transaksi dan volume
transaksi untuk dilaporkan ke tingkat pusat.
Pasar kontrak merupakan pasar virtual
karena tidak memiliki tempat tertentu, namun para petani dapat melakukan
kontrak penjualan dengan industri pengolah pertanian. Misalnya petani
cabe bisa melakukan kontrak dengan perusahaan produsen sambel botolan,
atau pabrik mi instant dan pabrik lainnya yang membutuhkan cabe dalam
jumlah banyak. Untuk menjaga agar perusahaan tidak bertindak sepihak
sehingga merugikan petani yang lemah posisi tawarnya, maka pemerintah
mewajibkan agar kontrak tersebut di tandatangani tiga pihak yaitu
penjual pembeli dan seorang saksi pejabat pemerintah. Apabila salah satu
pihak penjual atau pembeli merasa dirugikan, maka pemerintah dapat
menjadi penengah.
Pasar berjangka juga disediakan
pemerintah sebagai sarana penjual, pembeli, dan pedagang untuk
mengamankan kepentingannya secara legal. Seperti juga terdapat di
Indonesia, pasar berjangka merupakan sarana yang disediakan pemerintah
untuk melakukan transaksi bagi para pihak dengan penyerahan barang
dikemudian hari namun disebutkan tanggal yang jelas sesuai dengan
kesepakatan, kualitas standard dan harga yang mengacu kepada pergerakan
harga internasional. Dengan sarana ini para pihak terkait dapat
melakukan lindung nilai (hedging) dari transaksinya dimasa depan
terhadap risiko gejolak harga yang sukar dideteksi oleh instrumen pasar
lainnya. Petani produk pertanian akan terlindungi dari jatuhnya harga
jual yang sangat rendah akibat panen yang over supply dan pembeli juga
akan terlindungi dari meroketnya harga akibat gagal panen atau gejolak
lainnya. Dengan mekanisme ini pihak penjual dan pembeli menghadapi
kepastian harga yang predictable dan wajar sehingga menciptakan pasar
yang kondusif bagi para pelakunya.
Dengan adanya pasar berjangka, pasar
kontrak, pasar lelang, pasar induk, pasar regional, maka suplly chain
management nasional berlangsung secara efisien dan melindungi semua
pelaku di pasar.
Pasca Panen, tidak membawa sampah ke kota
Satu lagi keunggulan sistem supply chain
management nasional Thailand di sektor agro bisnis maupun industri
agro adalah prinsip yang sangat sederhana namun sangat efektif dengan
prinsip distribusi yang “tidak membawa sampah” dari lahan pertanian
ke kota, sepanjang rantai distribusi, apalagi untuk keperluan ekspor.
Jadi setiap pergerakan distribusi produk pertanian selalu hanya membawa
produk yang lulus kualitas, keseragaman, kebersihan. Implementasi dari
prinsip ini sederhana saja. Para pedagang yang akan membeli misalnya
buah jeruk dari petani tertentu, akan menyediakan kemasan dari karton
yang sudah lengkap dengan label dan informasi lain tentang isinya,
termasuk sekat-sekat dari kotak karton tersebut yang secara otomatis
merupakan ukuran buah jeruk yang dapat diterima oleh pedagang jeruk yang
bersangkutan. Dengan adanya sekat untuk setiap butir jeruk, maka hanya
jeruk yang memenuhi syarat kualitas, ukuran yang seragam dan
kebersihan, yang boleh dimasukkan kedalam kotak karton tersebut. Jeruk
lainnya ditolak oleh pedagang dan dipasarkan lokal oleh petani tersebut.
Dengan cara ini distribusi berjalan sangat efisien, hanya jeruk yang
bisa jadi duit saja yang masuk kota besar bahkan dapat langsung
diekspor, sedangkan yang apkir dan potensial menjadi sampah dikota,
tidak ikut terbawa dan dimanfaatkan dikonsumsi didesa ataupun menjadi
pupuk organik. ™
( Ditulis : 11 September 2000 )
http://trimardjoko.wordpress.com/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar