Pesan-Pesan

Minggu, 10 November 2013

HASIL KAJI TERAP TH. 2013 DI BP KEC. BINUANG






BAB I
PENDAHULUAN


A.     LATAR BELAKANG
Penggunaan model tanam jejer legowo saat ini sudah banyak diterapkan oleh petani. Para petani di  wilayah kecamatan  Binuang mengenal model tanam ini dengan sebutan tanam pakai gang dan tanam pakai blek. Menurut Sekretariat Badan Koordinas Penyuluh, (2012) tanam jejer legowo adalah pengaturan jarak tanam padi dengan pola berselang-seling dengan mengosongkan satu baris. Umumnya yang digunakan adalah model jejer legowo 2:1, 3:1 dan 4:1. BPTP lampung (2013) menambahkan pada jejer legowo juga dapat diterapkan model  4:1 dan 5:1.
Kelebihan  penerapan tanam model jejer legowo dibandingkan dengan tananm tegel yaitu: 1) rumpun tanaman yang berada dipinggir lebih banyak, 2)terdapat ruang kosong sebagai tempat pengaturan air dan saluran pengendalian keong mas, 3)pengendalian hama penyakit dan gulma lebih mudah, 4)pada tahap awal areal pertanaman lebih terang sehingga kurang disukai tikus, 5) pengunaan pupuk lebih berdaya guna.
Pola yang utuh sebenarnya adalah dengan menyisipkan tanaman pada baris yang dikosongkan kebaris yang di sebelahnya. Manfaat dari penyisipan ini adalah  seolah-olah tanaman berada pada barisan pinggir pematang dan rumpun tanaman menjadi lebih banyak.
Berbeda dengan teorinya, penerapan dilapangan oleh petani yang menerapkan model tanam jejer legowo sangat jarang membuat sisipan. Dari beberapa kesempatan berdiskusi dengan petani hal disebabkan beberapa masalah, diantaranya sebagai berikut: 1) petani belum banyak mengetahui bahwa pada model tanam jejer legowo untuk memperbanyak rumpun tanaman harus ada sisipan, 2) ada anggapan bahwa dengan atau tanpa sisipan produksinya sama, 3) pola jejer legowo yang digunakan masih beragam, misal ;  7:1, 8:1 ataupun 10:1.
Bersadarkan pada permasalahan di atas  maka Balai Penyuluhan (BP) Binuang melaksanakan demonstrasi kaji terap dilahan sawah percontohan BP Binuang. Kaji Terap ini dilaksnakan dengan menitikberatkan pada model tanam jejer legowo 5:1. Dan membandingkan produksi antara jejer legowo 5:1 dengan sisipan dan , jejer legowo tanpa sisipan dan tanam menggunkan sistim tegel. Semua model tanam ini dilakukan pada  satu areal dan waktu yang sama. Varietas padi yang digunakan adalah IR 64.
               

A.      TUJUAN
Tujuan yang ingin dicapai dari kegiatan kaji terap ini adalah:
a.      Memberikan informasi kepada petani cara sederhana dan mudah dilaksanakan, namun dapat memberikan keuntungan yang lebih baik lagi.
b.      Agar petani mau dan mampu menerapkan tanam model jejer legowo
c.       Menunjukan hasil yang lebih baik kepada pelaku utama melalui tanam model jejer legowo.
d.      Media belajar secara langsung bagi penyuluh lingkup Balai Penyuluhan Binuang tentang budidaya padi dengan menerapkan tanam model jejer legowo 5:1


BAB II
WAKTU DAN LOKASI DEMONSTRASI KAJI TERAP


Demonsttrasi kaji terap dilaksanakan di lahan percobaan Balai Penyuluhan Binuang, Kecamatan Binuang, Kabupaten Tapin. Lama pelaksanaan adalah satu musim tanam, MT II 2013.


BAB III
MATERI DAN METODE


3.1. BAHAN DAN ALAT
            Bahan yang digunakan adalah benih padi varietas IR 64, pupuk NPK pelangi,   insektisida dan herbisida.
            Alat yang digunakan seperangkat alat pertanian, seperti;  cangkul, sabit, tali, meteran, timbangan dan alat tulis.
3.2. METODE
            Semaian padi yang telah berumur 19 hari ditanam dengan 3 model tanam dilahan sawah yang sudah siap tanam. Model tanam yang digunakan adalah:
1.      Tanam jejer legowo 5:1 dengan sisipan (50x(25x12,5)
2.      Tanam jejer legowo 5:1 tanpa sisipan (50(25x25)
3.      Tanam tegel (25x25)
3.3.            PELAKSANAAN KAJI TERAP


No
Kegiatan
Tanggal Pelaksanaan
1
Pengolaha Tanah I
10 Februari 2013
2
Pengolahan Tanah II + Pemberian Pupuk Organik
24 Februari 2013
3
Semai
1 Maret 2013
4
Tanam
20 Maret 2013
5
Pemupukan
2 April 2013 (hanya 1x Pemupukan, dosis NPK 300 kg/Ha)
6
Panen/Ubinan
13 Juni 2013
  
3.4. PENGAMATAN
            Hasil akhir yang diamati adalah, hasil ubinan dari ketiga model tanam yang diterapkan.
           

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1. HASIL
            Hasil ubinan yang dilakukan pada ke-tiga model tanam yang diterapkan adalah sebagai berikut:
Tabel 1. Hasil ubinan demonstrasi kaji terap berdasarkan model tanam.
No
Model Tanam
Hasil Ubinan (Kg)
1
Jejer legowo dengan sisipan (JLDS)
3,7(2)
2
Jejer legowo tanpa sisipan (JLTS)
4,3(1)
3
Tanam Tegel (TT)
3,3(3)
           
Hasil ubinan menunjukan bahwa hasil   JLTS  lebihtinggi dibandingkan dengan hasil JLDS dan tegel.  Perbedaan hasil ini dikarenakan, berdasarkan hasil pengamatan dilapangan kaji terap bahwa JLDS  memiliki jumlah anakan yang sedikit dan malai yang lebih kecil dibandingkan dengan JLTS.  Selain itu karena jarak tanam JLDS (50(25x12,5)bisa menjadi terlalu rapat sehingga terjadi  persaingan mendapatkan  unsur hara tanaman.

            Hasil lainnya adalah bahwa tanam dengan Jejer legowo baik JLDS ataupun JLTS  lebih tinggi hasilnya dibandingkan dengan tanam tegel, hal ini sesuai dengan prinsif dan tujuan dari tanam jejer  legowo. Menurut (BBPADI, 2009) Selain itu, tanaman yang berada di pinggir diharapkan memberikan produksi yang lebih tinggi dan kualitas gabah yang lebih baik, mengingat pada sistem tanam jajar legowo terdapat ruang terbuka seluas 25-50%, sehingga tanaman dapat menerima sinar matahari secara optimal yang berguna dalam proses fotosintesis.
  

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN


5.1   KESIMPULAN
     Kesimpulan dari demonstrasi kaji terap ini adalah:
1.      Tanam model jejer legowo tanpa sisipan produksinya lebih tinggi dibandingkan dengan tanam model jejer legowo dengan sisipan
2.      Tanam model jejer legowo dengan sisipan dan jejer legowo tanpa sisipan produksinya lebih tinggi dibandingkan dengan tanam tegel


5.2.   SARAN
            Selain tanam model jejer legowo dengan jarak tanam yang lebih lebar perlu juga dilakukan kaji terap dengan model SRI.

Dokumentasi Kegiatan

 1 HST

 1 MST

 3 MST


 BUNTING

 SIAP PANEN

 PEERONTOKAN SAMPEL UBINAN

PENIMBANGAN SAMPEL UBINAN

Cat  : Insya Allah utk Kaji Terap Tahun 2014 akan mencoba  metode SRI (System Rice Intensification)

3 komentar: