Pesan-Pesan

Rabu, 30 Oktober 2013

Senin, 21 Oktober 2013

BPP Binuang on Twitter Now..........Follow me......Tuit..tuit

Bagi rekan-rekan pengguna twitter. Follow me yaa...
Klik aja si Burung Biru yg lagi terbang muter muter....

https://twitter.com/BPPBinuangTapin

Resensi Buku CYBEX ..... Menjadi Petani dan Penyuluh Update


Buku ini secara leluasa mengupas permasalahan penting untuk terwujudnya efektivitas dan efisiensi sistem penyuluhan dalam mendukung revitalisasi penyuluhan yaitu terjadinya stagnasi inovasi. Penyuluh sering dihadapkan pada kesenjangan inovasi ketika harus menjalankan tugasnya sebagai pendamping petani dalam membantu pemecahan permasalahan. Di satu sisi, lembaga penelitian dan pengembangan IPTEKS dengan biaya yang tidak sedikit telah mengasilkan banyak inovasi. Namun ternyata karya inovatif tersebut masih kurang dapat dimanfaatkan oleh petani maupun penyuluh sebagai mutan penyuluhan. Di sisi lain, petani sangat membutuhkan inovasi serta berkembangnya teknologi informasi sebenarnya sangat memungkinkan  penyuluh, petani maupun perusahaan pertanian dapat akses terhadap inovasi yang telah dihasilkan oleh lembaga penelitian maupun perguruan tinggi.
Aplikasi teknologi informasi melalui sarana komputer maupun telepon seluler (handphone-hp) dalam implementasi cyber ekstension di beberapa negara dapat berfungsi untuk memepercepat proses pembelajaran masyarakat. Melalui proses komunikasi yang konvergen, cyber ekstension sangat bermanfaat baik bagi masyarakat pengguna, peneliti, maupun penyuluh. Tulisan ini disusun berdasarkan hasil kajian di Indonesia dan beberapa negara berkembang lainnya tentang potensi cyber ekstension. Buku ini perlu dibaca, terutama bagi pihak-pihak yang membutuhkan maupun pihak yang berwenang dengan penelitian, pengembangan dan pelayanan inovasi, seperti aparat instansi terkait, peneliti, penyuluh, tokoh masyarakat, dosen maupun mahasiswa. Selain menjadi aspirasi dalam implementasi, juga untuk keperluan penyempurnaan konsep cyber ekstension dan pengembangan sistem dan aplikasinya yang sangat dibutuhkan dalam kehidupan masyarakat. 

Penulis       : Sumardjo, Lukman  M Baga, Retno S H Mulyandar
ISBN        : 978-979-493-270-4
Penerbit    : IPB PRESS
Harga        : Rp. 39.000,-

Kamis, 17 Oktober 2013

Membaca Dan Mengevaluasi ...



          Membaca kembali sasaran dan rencana yang sudah dijalani merupakan hal yang penting dalam proses evaluasi serta  penyusunan rencana tahun berikutnya, berikut kami kutipkan arah kebijakan yg pernah dicanangkan oleh BPPSDMP Kementerian Pertanian RI pada tahun 2013

Arah kebijakan Kementerian Pertanian tahun 2010 – 2014 difokuskan dalam mencapai empat sasaran strategis pembangunan pertanian, yaitu:

1) pencapaian swasembada dan swasembada berkelanjutan;
2) peningkatan diversifikasi pangan;
3) peningkatan nilai tambah, daya saing dan ekspor; serta
4) peningkatan kesejahteraan petani. 

Selanjutnya, dalam rangka percepatan perluasan pembangunan ekonomi Indonesia, Pemerintah telah menetapkan tiga strategi utama pembangunan ekonomi nasional, yaitu: 
1) mengembangkan koridor ekonomi Indonesia; 
2) memperkuat konektivitas nasional; serta 
3) mempercepat kemampuan iptek nasional.  Khusus untuk pengembangan koridor ekonomi Indonesia, 

Pemerintah telah menetapkan enam Pembangunan Koridor Ekonomi (PKE) yang memiliki fungsi strategis untuk menghasilkan dampak ekonomi nasional khususnya industry unggulan daerah dan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional dari 5,3% menjadi 7% per tahun. Enam KPE tersebut adalah koridor: 
(a) Sumatera sebagai Sentra Produksi dan Pengolahan Hasil Bumi dan Lumbung Energi Nasional; 
(b) Jawa sebagai pendorong Industri dan jasa nasional; 
(c) Kalimantan sebagai pusat produksi dan pengolahan hasil tambang dan lumbung energi nasional; 
(d) Sulawesi dan Maluku Utara sebagaipusat produksi dan pengolahan hasil pertanian, perkebunan, dan
      perikanan nasional; 
(e) Bali dan Nusa Tenggara sebagai pintu gerbang pariwisata dan pendukung pangan nasional, 
(f) Papua dan Maluku sebagai pusat pengolahan sumberdaya alam yang melimpah dan SDM yang sejahtera. 

Kementerian Pertanian menindaklanjuti pengembangan enam koridor ekonomi tersebut, dengan mengarahkan pembangunan pertanian padamasing-masing koridor ekonomi sebagai berikut: 
(a) Sumatera sebagai Sentra Produksi Kelapa Sawit dan Karet; 
(b) Jawa sebagai Sentra Pengembangan Industri Makanan/Pangan; 
(c) Kalimantan sebagai Sentra Produksi Kelapa Sawit dan Karet; 
(d) Sulawesi sebagai Pusat Produksi Beras, Singkong, Jagung dan Kakao; 
(e) Bali-NTB-NTT sebagai Sentra Produksi Jagung, Kedelai; 
(f) Papua sebagai Sentra Produksi Pangan dan Perkebunan.


Mengacu pada arah kebijakan Kementerian Pertanian dan enam koridor utama di atas, maka kebijakan penyuluhan dan pengembangan SDM pertanian diarahkan pada:

1. Pemantapan sistem penyuluhan pertanian untuk meningkatkan kompetensi penyuluh yang bersifat polivalen di tingkat desa dan spesialis di tingkat kabupaten/kota, provinsi, dan pusat.
2. Penempatan satu penyuluh satu desa untuk mendukung komoditas unggulan.
3. Pemantapan sistem pelatihan pertanian berbasis kompetensi dan mendukung pencapaian target utama pembangunan pertanian.
4. Penguatan kelembagaan pelatihan pertanian pemerintah dan kelembagaan pelatihan petani sebagai pusat pembelajaran yang andal dan mandiri.
5. Pengembangan kualitas pendidikan tinggi kedinasan pertanian yang mampu menghasilkan tenaga fungsional RIHP dan tenaga Karantina Pertanian yang profesional dan kompeten.
6. Meningkatkan kualitas pendidikan menengah pertanian yang mampu menghasilkan tenaga teknis pertanian tingkat menengah dan wirausahawan muda pertanian.
7. Mengembangkan sistem standardisasi dan sertifikasi profesi pertanian untuk memenuhi kebutuhan SDM pertanian yang profesional dan kompeten.
8. Pemantapan sistem administrasi dan manajemen untuk mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik dan pemerintahan yang bersih.
(Sumber : RKT BPPSDMP Tahun 2013)



Jelang akhir tahun 2013 ini walau masih dua bulan lagi bagaimanakan pencapaian arah kebijakan BPPSDMP Kemntan 2013 tersebut, mari kita evaluasi bersama sebagai bahan masukan pada masing-masing posisi kerja yg kita miliki, krn model perencanaan wayah ini menganut asas bottom up atau perencanaan yg dimulai dari bawah ke atas.

Selamat Bekerja.


Membangun Balai Penyuluhan Kecamatan yang Dinamis, Sebuah Amanah

Membangun sebuah Balai Penyuluhan Kecamatan menjadi wadah sebagaimana yg termaktub dalam Undang Undang . no. 16 Tahun 2006 bukan sesuatu yang ringan, hal tersebut  tentu  memerlukan keterpaduan dan kesinergisan baik dari sisi perencanaan, pembinaan maupun evaluasi bahkan  pembiayaan oleh Pusat maupun Pemerintah Daerah melalui SKPD terkait dalam hal ini Badan Pelaksana Penyuluhan ditingkat kabupaten atau  di  Tapin masih menyatu dalam  Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyulan (BKP3). Apalagi di era otonomi daerah dimana pembiayaan atas pelaksanaan BP Kecamatan serta sarana dan prasarana penyuluhan diserahkan kepada kebijakan daerah masing-masing, tentu akan berbeda sekali dg era Bimas yg mana semua masih terpusat dan seragam. Demikian pula dalam hal pembinaan dan evaluasi kegiatan lebih pada tugas Kabupaten lah yg menjadi induknya.

Sebagai bagian dari pembinaan dan evaluasi Balai  Penyuluhan di Kabupaten Tapin, pada  Kamis tanggal 17 Oktober 2013 lalu telah dilaksanakan rapat rutin bulanan para Kepala Balai Penyuluhan  seKabupaten Tapin yang langsung dipimpin oleh Kepala BKP3 Kabupaten Tapin Bpk. Ir. H. Yusriansyah, MP Yang juga dihadiri oleh Sekretaris Ibu Ir. Isna Yuliani, Kabid Penyuluhan Bpk. Hasan Syairazi, S.Hut, M.Si serta para Kabid lingkup BKP3 Kab. Tapin termasuk para  KJF.  Rapat ini mengambil tempat di Balai Penyuluhan Kecamatan Binuang Kab. Tapin. Pada rapat yg dimoderatori oleh Ka. BP Kec. Binuang Bpk. Aminudin S.Pt ini banyak  informasi serta masukan yg disampaikan langsung oleh para Kepala BP yg diharapkan hal ini dapat menjadi bahan pertimbangan dlm mengevaluasi kegiatan tahun 2013  dan menyusun rencana tahun 2014 khususnya terhadap pembinaan BP yang berjumlah 12 buah pada 12 kecamatan.

Amanah membangun Balai Penyuluhan yg dinamis dan maju memang tentu  tidaklah mudah, namun dengan kesolidan antara pihak Kabupaten dg seluruh Balai Penyuluhan  di Kecamatan serta para penyuluh selaku ujung tombak dalam segala hal serta konsistensi untuk melaksanakan amanah UU. No. 16 th. 2006 maka hal tersebut akan lebih mudah dan terarah. Harapan kita akan perhatian pemerintah daerah terhadap sektor penyuluhan semakin membaik krn hal ini menjadi penting dalam menuju Swasembada berbagai komoditas yg telah dicanangkan oleh pemerintah pusat dan yang lebih utama  lagi adalah pencapaian Kesejahteraan Petani di Indonesia.






Berikut Petikan pasal 15. UU. No.16 Th. 2006 :

Pasal 15
(1) Balai Penyuluhan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (2) huruf d mempunyai tugas:

 a. menyusun programa penyuluhan pada tingkat kecamatan sejalan dengan programa penyuluhan kabupaten/kota;

b. melaksanakan penyuluhan berdasarkan programa penyuluhan;

c. menyediakan dan menyebarkan informasi teknologi, sarana produksi, pembiayaan, dan pasar;

d. memfasilitasi pengembangan kelembagaan dan kemitraan pelaku utama dan pelaku usaha;

e. memfasilitasi peningkatan kapasitas penyuluh PNS, penyuluh swadaya, dan penyuluh swasta melalui proses pembelajaran secara berkelanjutan; dan

 f. melaksanakan proses pembelajaran melalui percontohan dan pengembangan model usaha tani bagi pelaku utama dan pelaku usaha.

(2) Balai Penyuluhan berfungsi sebagai tempat pertemuan para penyuluh, pelaku utama, dan pelaku usaha.

(3) Balai Penyuluhan bertanggung jawab kepada badan pelaksana penyuluhan Kabupaten/Kota yang pembentukannya diatur lebih lanjut dengan peraturan bupati/walikota

Rabu, 16 Oktober 2013

PARAK SUDAH KITA BATANAM LAK AI....


Berdasarkan Kalender Tanam Terpadu (Katam) DKementerian Pertanian RI,  perkiraan waktu tanam di wilayah Kecamatan Binuang adalah pada Dasarian  I dan II bulan November.

Sumber : http://katam.litbang.deptan.go.id

Senin, 14 Oktober 2013

Portal Penting untuk petani dan penyuluh serta masyarakat Indonesia

Portal pertanian untuk petani, penyuluh, peneliti, dan masyarakat Indonesia pada umumnya. Indonesia (Epetani). ...klik

Kita para penyuluh jangan lupa untuk selalu update ya....kunjungi CYBEX ...

Informasi seputar kebijakan, materi, spesifik lokalita dari Cyber Extension....tinggal klik disini

Mengenal KRPL

Mengenal KRPL

Ketersediaan pangan dalam jumlah yang cukup sepanjang waktu merupakan keniscayaan yang tidak terbantahkan. Hal ini menjadi prioritas pembangunan pertanian nasional dari waktu ke waktu. Ke depan, setiap rumah tangga diharapkan mengoptimalisasi sumberdaya yang dimiliki, termasuk pekarangan, dalam menyediakan pangan bagi keluarga.
Kementerian Pertanian menginisiasi optimalisasi pemanfaatan pekarangan melalui konsep Rumah Pangan Lestari (RPL). RPL adalah rumah penduduk yang mengusahakan pekarangan secara intensif untuk dimanfaatkan dengan berbagai sumberdaya lokal secara bijaksana yang menjamin kesinambungan penyediaan bahan pangan rumah tangga yang berkualitas dan beragam. Apabila RPL dikembangkan dalam skala luas, berbasis dusun (kampung), desa, atau wilayah lain yang memungkinkan, penerapan prinsip Rumah Pangan Lestari (RPL) disebut Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL). Selain itu, KRPL juga mencakup upaya intensifikasi pemanfaatan pagar hidup, jalan desa, dan fasilitas umum lainnya (sekolah, rumah ibadah, dan lainnya), lahan terbuka hijau, serta mengembangkan pengolahan dan pemasaran hasil.
Prinsip dasar KRPL adalah: (i) pemanfaatan pekarangan yang ramah lingkungan dan dirancang untuk ketahanan dan kemandirian pangan, (ii) diversifikasi pangan berbasis sumber daya lokal, (iii) konservasi sumberdaya genetik pangan (tanaman, ternak, ikan), dan (iv) menjaga kelestariannya melalui kebun bibit desa menuju (v) peningkatan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat.

Facebook Balai Penyuluhan Kecamatan Binuang

https://www.facebook.com/bpk.binuang

PETA WILAYAH KECAMATAN BINUANG


Selasa, 08 Oktober 2013

Salam Kenal


Binuang adalah salah satu Kecamatan di wilayah Kabupaten Tapin Kalimantan Selatan, Kecamatan kami ini memiliki keragaman Topografi yaitu antara 0 - 500m dpl. Hal ini menjadikan Kecamatan Binuang dengan 11 Desanya memiliki keragaman komoditas mulai dari Padi, Palawija, Sayuran hingga tanaman perkebunan seperti Karet dan Kelapa Sawit, bahkan peternakan dan perikanan. Kawasan yang kaya dengan SDA ini juga menjadi salah satu kawasan produsen batubara di kalsel. Luas Sawah di Kecamatan Binuang mencapai 2971 Ha dengan karekteristik Irigasi, Tadah Hujan dan Lebak serta sebagian kecil lahan kering. Provitas Rata-rata Tanaman padi mencapai 46.00 Ku/Ha, Sedangkan Tanaman perkebunan seperti karet lebih dari 2.000 Ha sengan produksi mencapai 1.079.790 Kg. 
Beragamnya karekteristik wilayah menjadikan beragamnya pula potensi yang siap dikembangkan. Berdasarkan hal tersebut maka keberadaan Balai Penyuluhan dan para penyuluh yang bergerak aktif dimasyakarat menjadi sangat penting dan startegis khususnya dalam menjamin ketersediaan pangan sesuai dengan amanah program P2BN dan menuju swasembada berbagai komoditas sebagaimana yang dicanangkan oleh Kementerian Pertanian RI , oleh karena itulah para penyuluh di Kecamatan Binuang siap dengan segala kemampuannya di segala sektor untuk membantu dan mendorong khususnya kepada para petani di senua desa agar mendapatkan kesejahteraan yang diharapkan. 
 Blog ini adalah salah satu wahana berbagi baik informasi seputar pertanian, perikanan, peternakan, perkebunan dan kehutanan serta wahana BP kecamatan Binuang untuk sharing berbagai kegiatan dan aktivitas di BP Kecamatan Binuang yang kami harapkan mampu di akses oleh semua kalangan termasuk para petani kami.

Semoga Bermanfaat bagi dunia pertanian. Hidup Petani dan majulah pertanian di Kecamatan Binuang. 


Pimpinan Balai Penyuluhan Kecamatan Binuang 
M. Aminudin, S.Pt


Location  :    -3.095017, 115.088762