Pesan-Pesan

Kamis, 22 Januari 2015

MENGENAL OPT KEDELAI






PENERAPAN PHT KEDELAI

FASE TANAM
OPT yang mungkin muncul : Busuk akar, antraknose, virus. Pengendalian Tanam serempak (Beda umur tidak lebih 10 hari, tujuanmenciptakan populasi OPT serendahnya pada awal pertumbuhan) dan pemberian mulsa jerami (mencegah lalat kacang)

FASE TANAMAN MUDA (Tumbuh - 11 hst)
OPT yg mungkin muncul : lalat kacang, kumbang daun, Kutu-kutuan,  Penggerek batang, kumbang kuning, ulat tanah, Penyakit tular tanah. PENGENDALIAN :Perbaikan drainase (mencegah penyakit tular tanah), Eradikasi (Tanaman terifeksi penyakit/virus, lalat kacang, antraknose), Mekanik (Pengumpulan kumbang kedelai), Penggunaan insektisida (Kumbang kedelai mencapai ambang)

FASE VEGETATIF (12 - 30 Hst)
Fase banyak ditemukan OPT baik hama maupun penyakit al : ulat grayak, ulat jengkal, kumbang daun kedelai, ulat buah, penggulung daun. Penyakit karat, layu, virus. PENGENDALIAN : Eradikasi (tanaman layu/mati terinfeksi penyakit, terinveksi virus), Cara Mekanik (Mengumpulkan kelompok telur/instar ulat, grayak, ulat jengkal, kumbang kedelai), Pemanfaatan agens hayati : SL-NPV Metarhizium sp. (menggerus 25 ulat mati instar  4-6 campur 500 lt air, semprotkan),. Penggunaan insektisida (Bila OPT mencapai ambang)

BERBUNGA DAN PEMBENTUKAN POLONG (31-50 Hst)
Hama utama yang menyerang : kumbang daun, ulat grayak, ulat jengkal, penggerek polong, pengisap polong.  PENGENDALIAN Cara mekanik (mengumpulkan dan mematikan kelompok telur/hama) Pemanfaatan agens hayati : SL-NPV, Metarhizium sp, Penggunaan insektisida (Bila mencapai ambang)

FASE PERTUMBUHAN POLONG DAN BIJI (51-70 Hst)
OPT utama : Ulat grayak, penggulung daun, karat daun. Pada polong ulat buah, pengisap polong, penggerek polong, antraknose PENGENDALIAN Cara mekanik, Pemanfaatan agens Hayati : SL-NPV, Metarhizium sp, Penggunaan insektisida (Bila mencapai ambang)

PERIODE PEMASAKAN POLONG
OPT : perusak polong (ulat buah, pengisap polong, penggerek polong). Perusak daun (ulat grayak, penggulung daun, karat daun).     Serangan OPT pada daun tidak mempengaruhi produksi, namun bisa menjadi sumber serangan musim berikutnya. PENGENDALIAN     Pemanfaatan agens hayati SL-NPV, Metarhizium sp, Penggunaan insektisida (bila mencapai ambang pengendalian)

OPT UTAMA KEDELAI
  • Pemahaman jenis OPT penting dilakukan, kesalahan dalam mengenal bisa menyebabkan pengendalian tidak efektif
  • OPT kedelai utama yang sering ditemukan di DIY :
HAMA
1.      Lalat bibit kacang, Ophiomya phaseoli
2.      Penggulung daun, Lamprosema indicata
3.      Kumbang daun kedelai, Phaedonia inclusa
4.      Ulat grayak, Spodoptera litura
5.      Ulat jengkal, Chrysodeixis chalcites
6.      Penggerek polong, Etiella zinckenella
7.      Kepik Hijau, Nezara viridula
8.      Kepik polong, Riptortus linearis

PENYAKIT
1.      Antraknose, Colletotrichum dematium
2.      Karat, Phakopsora pachyrhizi
3.      Busuk Rhizoctonia solani
4.      Virus (SMV, SSV)


1.      LALAT BIBIT KACANG (Ophiomya phaseoli)


  • Ukuran kecil, warna hitam mengkilat
  • Menyerang tanaman muda < 14 hst
  • Gejala serangan terlihat bercak pada keping biji (daun pertama), selanjutnya gerekan pada daun ke batang menuju pangkal akar. Tanaman layu dan mati
PENGENDALIAN :
  • Tanam serempak dalam hamparan luas
  • Rotasi tanaman bukan inang
  • Tanam varietas tahan Galunggung, Kerici, Tidar
  • Pemberian mulsa jerami rapat
  • Gunakan insektisida anjuran jika mencapai ambang pengendalian
-          2 ekor imagi/30 rumpun pada umur 6 hst
-          Intensitas serangan > 2,5 % pada umur 7-8 hst
  • Insektisida yang dianjurkan al : Decis 2,5 EC, Lannate 25 WP, Dursban 20 EC, lebaycid 500 EC


2.      PENGGULUNG DAUN (Lamprosema indicate)
  • Ulat kecil transparan kekuningan
  • Merusak dalam gulungan daun yang direkatkan satu sama lain
  • Umum merusak pada umur 3 - 4 mst
  • Serangan berat seluruh daun digulung, dari jauh kelihatan putih
PENGENDALIAN
  • Tanam serempak hamparan luas
  • Rotasi tanaman bukan inang
  • Pemantauan secara rutin
  • Gunakan insektisida anjuran jika mencapai ambang pengendalian:
-          30 ulat/10 rumpun atau intensitas serangan > 2,5 % pada tanaman 11-30 hst
-          30 ulat/10 rumpun atai intensitas serangan > 12,5 % pada tanaman 30-70 hst
  • Insektisida yang dinajurkan al. Bassa 50 EC, Buldok 25 EC, Larvin 75 WP, Matador 25 EC, Spontan 400 SL, Fastac 15 EC


3.      KUMBANG  DAUN (Phaedonia inclusa)
  • Biasa disebut wereng kedelai
  • Dewasa aktif pada pagi dan sore hari
  • Berpupa dalam tanah
  • Merusak tanaman muda sampai panen, pada pucuk daun, bunga dan polong
PENGENDALIAN :
  • Tanam serempak hamparan luas
  • Mengumpulkan dan memusnahkan larva dan imago pada pagi hari
  • Penggunaan insektisida anjuran, dengan ambang pengendalian (1 ekor/10 tanaman, Intensitas serangan daun atau polong > 2,5 % dan ditemukan populasi)
  • Insektisida anjuran al. Decis 2,5 EC, Hopcin, 50 EC, Larvin 75 WP, Sumithion 50 EC, Elsan, 60 EC


4.      ULAT GRAYAK (Spodoptera litura)
  • Ulat muda kehijaun, yang dewasa kecoklatan
  • Aktif malam hari, siang hari bersembunyi
  • Berpupa di dalam tanah
  • Menyerang daun dan polong muda
PENGENDALIAN :
  • Tanam serempak dalam hamparan luas
  • Pengumpulan dan pemusnahan kelompok telur dan ulat instar muda
  • Aplikasi agens hayati NPV
  • Gunakan insektisida anjuran jika mencapai ambang pengendalian:
-          10 larva instar 3/10 rpn atau 25 % kerusakan daun pada 11-30 hst
-          15 larva instar 3/10 rpn atau 12,5 % kerusakan daun pada 31-50 hst
-          25 larva instar 3/10 rpn atau 12,5 % kerusakan daun pada 51-60 hst
  • Insektisida yang dianjurkan al : Actara 25 WG, Curacron 500 EC, Lannate 25 WP, Matador 25 CS


5.      ULAT JENGKAL
  • Hama polifag, menyerang tanaman kacang- kacangan
  • Ulat hijau, kepala kecil, mempunyai 3 kaki.
  • Bergerak seperti jari tangan menjengkal.
  • Menyerang daun, berlobang. Serangan berat daun gundul
PENGENDALIAN :
  • Tanam serempak dalam hamparan luas
  • Pengumpulan dan pemusnahan larva
  • Aplikasi agens hayati NPV
  • Penggunaan insektisida anjuran bila mencapai ambang pengendalian
-          30 larva instar 3/10 rpn pada 31-50 hst
-          50 larva instar 3/10 rpn pada 51-70 hst
-          25 % keruakan daun pada umur 11-30 hst
-          12,5 5 kerusakan daun pada umur 31-60 hst
  • Insektisida anjuran al : Curacron 500 EC, Dursban 25 EC, Lannate 25 WP


6.      KEPIK HIJAU
  • Mudah dikenali, warna hijau
  • Menyerang banyak tanaman
  • Merusak polong dan biji dengan menusuk kulit polong dan biji, kemudian mengisap cairan polong
  • Kerusakan polong tergantung oleh umur biji atau polong yang diserang
PENGENDALIAN :
  • Tanam serempak dalam hamparan luas
  • Rotasi tanaman bukan inang
  • Dengan insektisida anjuran bila telah mencapai ambang pengendalian :
-          2 ekor imago/10 rumpun pada 31-50 hst
-          2,5 % polong terserang pada 51- 60 hst
  • Insektisida anjuran al : Atabron 50 EC, Dursban 20 EC, Larvin 75 WP, Matador 25 EC, Fastac 15 EC


7.      ULAT PEMAKAN POLONG
  • Mempunyai banyak inang
  • Kerusakan pada daun sulit dibedakan dengan perusak daun lainnya
  • Kerusakan pada polong berupa lubang pada kulit polong
PENGENDALIAN
  • Tanam serempak hamparan luas
  • Pergiliran tanaman
  • Pengumpulan dan pemusnahan larva instar 4 - 6 hst
  • Pelepasan parasitoid Trichogramma sp.
  • Penggunaan insektisida anjuran, bila mencapai AP
-          50 ekor larva instar 1/10 tan pada 11-30 hst
-          15 ekor larva instar 2/10 tan, 10 ekor larva instar3/10 tan pada 31-70 hst
-          Intensitas serangan polong > 2,5 %
  • Insektisida anjuran al : Fenval 200 EC, Poksindo 200 EC, Matador 25 CS


8.      KEPIK POLONG
  • Menyerang banyak tanaman inang
  • Warna coklat dengan garis kuning sisi tubuh
  • Serangan pada polong muda jadi kempis tidak berisi, pada polong tua biji jadi keriput dan bercak hitam
PENGENDALIAN
  • Tanam serempak hamparan luas
  • Rotasi tanaman bukan inang
  • Gunakan insektisida anjuran, dengan ambang pengendalian
-          2 ekor imago/10 rumpun pada 31-50 hst
-          2,5 % polong terserang pada 51-60 hst
  • Insektisida yang dianjurkan al : Actara 25 WG, Agrimec 18 EC, Matador 25 EC

9.      PENGGEREK POLONG (Etiella zinckenella)

  • Menyerang tanaman kacang-kacangan
  • Larva menggerek polong sebabkan kerusakan biji
  • Seekor larva dapat merusak beberapa polong dan biji
  • Berpupa dalam tanah
PENGENDALIAN
  • Tanam serempak hamparan luas
  • Rotasi tanaman bukan inang
  • Pelepasan parasitoid Trichogramma sp.
  • Gunakan insektisida anjuran, bila mencapai AP
-          10 larva/ 10 rumpun
-          Intensitas serangan polong > 2,5 %
  • Insektisida yang direkomendasikan al : Atabron 50 EC, Bassa 500 EC, Buldok 25 EC, Katrin 30 EC, Matador 25 EC, Metindo 80 WSC,


PENGELOLAAN MUSUH ALAMI OPT KEDELAI
MUSUH ALAMI DIGOLONGKAN :
1.      Predator : pemangsa binatang lain
2.      Parasitoid  : Organisme yang hidupnya menumpang pada organisme lain
3.      Patogen  : Organisme (virus, bakteri, jamur, nematoda) yang dapat menyebabkan sakit/penyakit

MUSUH ALAMI OPT KEDELAI

PENERAPAN PENGENDALIAN OPT DENGAN MUSUH ALAMI

1.  CARA AUGMENTASI
Meningkatkan jumlah musuh alami yang sudah ada di lapang dengan cara melepaskan musuh alami hasil pemeliharaan lab
-          Inokulasi : Pelepasan musuh alami jumlah sedikit, dengan  harapan dapat berkembang biak sendiri
-          Inundasi  :  Pelepasan musuh alami dalam jumlah banyak, dapat menekan OPT secara cepat tanpa menharapkan  musuh alami berkembang biak
2.  CARA KONSERVASI
Pemeliharaan ekosistem, meningkatkan keefektifan musuh alami yang sudah ada di lapang. Dengan perbaikan bercocok tanam, penyediaan sumberdaya, melindungi musuh alami dari pestisida.


DATA SERANGAN DAN  :


Luas serangan OPT utama pada tanaman kedelai Tahun 2012 (Januari - September) untuk sementara dilaporkan 3.426 ha, tahun 2011 seluas 9.956 ha dan rerata 5 tahun (2006-2010) seluas 6.034,6 ha (puso:85 ha) terutama disebabkan oleh ulat grayak, penggulung daun, dan penggerek polong.  Dengan demikian serangan OPT tertinggi terjadi pada tahun 2011.
Luas serangan OPT utama kedelai pada tahun 2012 (Januari-September) adalah 3.426 ha (puso 15 ha) dengan puncak serangan terjadi pada bulan Juli. Serangan OPT utama terluas terjadi di Pemerintah aceh (1.038 ha), Jawa tengah (843 ha: puso 15 ha), Sumatera Utara (261 ha), DI JOGjakarta (198 ha), dan Jawa Timur (184 ha).
Luas serangan OPT utama kedelai pada tahun 2011 adalah 9.956 ha dengan puncak serangan terjadi pada bulan agustus. Serangan OPT utama terluas terjadi di Jawa Timur (2.297 ha), Pemerintah aceh (1.758 ha), Jawa barat (1.276), Jawa tengah (1.179), dan Nusa Tenggara Barat (831 ha).

Luas serangan OPT utama kedelai pada rerata 5 Tahun (2006-2010) adalah 6.034,6 ha dengan puncak serangan terjadi pada tahun 2008. Serangan OPT utama terluas terjadi di Pemerintah aceh (4.581 ha), Jawa Timur (1.870 ha), Nusa Tenggara Barat (1.046 ha), dan Jawa tengah (1.011 ha).
Terdapat temuan secara teknis perlunya penanggulangan dan pengendalian serangan hama dan penyakit karena terdapat interaksi antara serangan hama dan penyerapan hara, respon tanaman terhadap pemupukan dan keadaaan hara mikro
Selain dari hama dan penyakit faktor lain yang menyebabkan terjadinya penurunan produksi kedelai adalah 1) adanya perubahan iklim/cuaca dimana kenaikan satu satuan bulan basah/lembab mengakibatkan penurunan produksi kedelai  sebesar 0,030 satuan. Sedangkan terhadap produktivitas menyebabkan penuruna sebesar 0,386 satuan.  2) cara budidaya kedelai yang masih belum sempurna, Rekomendasi studi menunjukkan perlunya memperhitungkan keragaman budidaya kedelai di berbagai daerah dan perlunya perbaikan cara budidaya kedelai yang diterapkan petani.



Senin, 19 Januari 2015

Mentan: Usai Dilantik, Langsung Kerja, Tidak Ada Acara Resepsi Syukuran






Jakarta - Menteri Pertanian, Amran Sulaiman, melantik Direktur Jenderal Tanaman Pangan sore hari ini, Rabu (07/01) di Auditorium Gedung F Kementerian Pertanian.
Pelantikan tersebut dilaksanakan berdasar kepada Surat Keputusan Presiden Nomor 216/M/tahun 2014 tanggal 29 Desember 2014, yang menetapkan Dr. Ir. Hasil Sembiring sebagai Direktur Jenderal Tanaman Pangan untuk menggantikan Ir. Udhara Kasih Anggoro.
Pada kesempatan tersebut Mentan memberikan sambutan bahwasanya sub-sektor tanaman pangan merupakan sub-sektor penting dan strategis.
“Sukses swasembada pangan padi, jagung dan kedelai salah satunya ditentukan oleh kinerja Direktorat Jenderal Tanaman Pangan,” demikian ungkap Mentan.
Mentan menjelaskan bahwa, pemerintah telah berkomitmen untuk mewujudkan Kedaulatan Pangan serta Swasembada Pangan. Hal tersebut diperkuat dengan pernyataan Presiden yang telah menetapkan agar swasembada padi, jagung dan kedelai yang akan tercapai dalam waktu tiga tahun.
“Kementerian Pertanian menargetkan swasembada lebih cepat dari target tersebut, saya targetkan tahun 2016”, tambah Mentan.
Dijelaskan Mentan, hal tersebut sebagai bentuk komitmen pemerintah terhadap program swasembada ini, pemerintah menambah alokasi anggaran 2015 melalui APBN-P sebesar 16 trilyun, serta tambahan Dana Alokasi Khusus (DAK) bidang pertanian sebesar empat trilyun. Tambahan alokasi anggaran yang besar tersebut belum pernah diperoleh pemerintah sebelumnya.
Pada kesempatan tersebut Mentan menekankan agar para petugas seluruh eselon I bekerja secara maksimal dengan komitmen, integritas dan loyalitas yang tinggi, walaupun terdapat pihak yang skeptis meragukan pencapaian swasembada tersebut.
“Kita harus hadapi pandangan itu dengan semangat kerja dan optimisme yang tinggi,” paparnya.
Mengakhiri sambutannya, Mentan menyampaikan harapannya secara tegas kepada Dirjen agar langsung bekerja usai dilantik, tidak ada acara resepsi syukuran atau pulang kampung, karena tugas-tugas penting sudah menanti.