Cyber Extension untuk Penguatan Penyuluhan Pertanian*)
11:30 WIB | Senin, 16 September 2013 | Opini | Penulis : Ahmad Soim
Oleh : Dr. Zahron Helmy
Tulisan ini mencoba untuk memperoleh jawaban bagaimana mengatasi lambatnya perkembangan sistem informasi pertanian melalui cyber extension dan bagaimana mendorong kesiapan penyuluh dalam memanfaatkan cyber extension? Sekaligus mencari dan menemukan strategi yang tepat dalam memanfaatkan cyber extension untuk pelaksanaan kegiatan penyuluhan pertanian.
Tentang kesiapan penyuluh menggunakan sistem informasi cyber extension, dari hasil penelitian saya dengan menggunakan analisis Structural Equation Model (SEM/ Model Persamaan Struktural), diketahui bahwa penyuluh di Kabupaten Kuningan dan Kabupaten Bekasi relatif belum memanfaatkan cyber extension.
Hal ini dikarenakan sebagian besar penyuluh belum mampu mengoperasionalkan komputer dengan jaringan internet. Terbatasnya perangkat cyber extension, bahkan sebagian besar BP3K belum ada fasilitas listrik, jaringan telepon, buruknya jaringan koneksi, ditambah dengan informasi yang dipublikasikan tidak terbarukan, menyebabkan cyber extension belum mampu memberikan solusi informasi bagi pemenuhan kebutuhan penyuluhan dan kebutuhan pelaku utama dalam berusahatani.
Penyelenggaraan cyber extension relatif belum berjalan secara efektif dan efisien. Terjadi "redundant" data, duplikasi kegiatan, dengan kualitas data yang dikumpulkan relatif masih rendah, belum sesuai kebutuhan, belum tepat waktu dan tidak up to date. Sistem umpan balik tidak berjalan optimal, pemanfaatan data/informasi di tingkat daerah (kabupaten/kota) untuk advokasi, perencanaan program, monitoring dan evaluasi relatif masih rendah.
Lambatnya perkembangan pemanfaatan cyber extension dikarenakan ketidaksiapan sumberdaya manusia pertanian/penyuluhan dalam mengantisipasi perkembangan teknologi informasi dan komunikasi digital untuk penyuluhan. Kurangnya sumberdaya manusia yang kompeten dalam pengelolaan cyber extension baik dalam pengoperasionalisasian perangkat termasuk perawatan dalam rangka keberlanjutan, maupun kemampuan metodologi penyuluh dalam menyusun, mengemas kembali materi penyuluhan, menyebabkan sistem informasi melalui cyber extension menjadi tidak optimal. Kondisi ini diperlihatkan dari hasil penelitian kepada penyuluh pertanian di Kabupaten Bekasi dan kabupaten yang sebagian besar belum mampu mengoperasionalkan komputer dan internet dan belum mampu menyusun dan mengemas informasi menjadi materi penyuluhan yang sesuai kebutuhan.
Berdasarkan uraian-uraian tersebut di atas, permasalahan yang ingin diperoleh jawabannya dalam penelitian ini adalah bagaimana mengatasi lambatnya perkembangan sistem informasi pertanian melalui cyber extension dan bagaimana mendorong kesiapan penyuluh dalam memanfaatkan cyber extension? Penelitian ini bertujuan untuk mencari dan menemukan strategi yang tepat dalam upaya optimalisasi sistem informasi pertanian melalui cyber extension dan meningkatkan kesiapan penyuluh pertanian dalam memanfaatkan cyber extension untuk pelaksanaan kegiatan penyuluhan pertanian.
Sumber : http://tabloidsinartani.com/content/read/cyber-extension-untuk-penguatan-penyuluhan-pertanian/
Tulisan ini mencoba untuk memperoleh jawaban bagaimana mengatasi lambatnya perkembangan sistem informasi pertanian melalui cyber extension dan bagaimana mendorong kesiapan penyuluh dalam memanfaatkan cyber extension? Sekaligus mencari dan menemukan strategi yang tepat dalam memanfaatkan cyber extension untuk pelaksanaan kegiatan penyuluhan pertanian.
Tentang kesiapan penyuluh menggunakan sistem informasi cyber extension, dari hasil penelitian saya dengan menggunakan analisis Structural Equation Model (SEM/ Model Persamaan Struktural), diketahui bahwa penyuluh di Kabupaten Kuningan dan Kabupaten Bekasi relatif belum memanfaatkan cyber extension.
Hal ini dikarenakan sebagian besar penyuluh belum mampu mengoperasionalkan komputer dengan jaringan internet. Terbatasnya perangkat cyber extension, bahkan sebagian besar BP3K belum ada fasilitas listrik, jaringan telepon, buruknya jaringan koneksi, ditambah dengan informasi yang dipublikasikan tidak terbarukan, menyebabkan cyber extension belum mampu memberikan solusi informasi bagi pemenuhan kebutuhan penyuluhan dan kebutuhan pelaku utama dalam berusahatani.
Penyelenggaraan cyber extension relatif belum berjalan secara efektif dan efisien. Terjadi "redundant" data, duplikasi kegiatan, dengan kualitas data yang dikumpulkan relatif masih rendah, belum sesuai kebutuhan, belum tepat waktu dan tidak up to date. Sistem umpan balik tidak berjalan optimal, pemanfaatan data/informasi di tingkat daerah (kabupaten/kota) untuk advokasi, perencanaan program, monitoring dan evaluasi relatif masih rendah.
Lambatnya perkembangan pemanfaatan cyber extension dikarenakan ketidaksiapan sumberdaya manusia pertanian/penyuluhan dalam mengantisipasi perkembangan teknologi informasi dan komunikasi digital untuk penyuluhan. Kurangnya sumberdaya manusia yang kompeten dalam pengelolaan cyber extension baik dalam pengoperasionalisasian perangkat termasuk perawatan dalam rangka keberlanjutan, maupun kemampuan metodologi penyuluh dalam menyusun, mengemas kembali materi penyuluhan, menyebabkan sistem informasi melalui cyber extension menjadi tidak optimal. Kondisi ini diperlihatkan dari hasil penelitian kepada penyuluh pertanian di Kabupaten Bekasi dan kabupaten yang sebagian besar belum mampu mengoperasionalkan komputer dan internet dan belum mampu menyusun dan mengemas informasi menjadi materi penyuluhan yang sesuai kebutuhan.
Berdasarkan uraian-uraian tersebut di atas, permasalahan yang ingin diperoleh jawabannya dalam penelitian ini adalah bagaimana mengatasi lambatnya perkembangan sistem informasi pertanian melalui cyber extension dan bagaimana mendorong kesiapan penyuluh dalam memanfaatkan cyber extension? Penelitian ini bertujuan untuk mencari dan menemukan strategi yang tepat dalam upaya optimalisasi sistem informasi pertanian melalui cyber extension dan meningkatkan kesiapan penyuluh pertanian dalam memanfaatkan cyber extension untuk pelaksanaan kegiatan penyuluhan pertanian.
Sumber : http://tabloidsinartani.com/content/read/cyber-extension-untuk-penguatan-penyuluhan-pertanian/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar